TENUN ikat adalah sebuah produk budaya yang menyebar hampir
di semua daerah di Indonesia. Mulai dari tenun ikat Troso di Jepara, Jawa
Tengah hingga kain gringsing dari Karangasem, Bali. Semua memiliki ciri khas
masing-masing dari sisi motifnya. Kesamaan mereka ada pada teknik pembuatannya
yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Kota Kediri juga memiliki pengrajin tenun ikat yang
tersentral di Kelurahan Bandar Kidul. Lokasinya tak jauh dari alun-alun Kota
Kediri atau hanya dibatasi oleh Sungai Brantas yang melintas di tengah. Kalau
alun-alun berada di sebelah timur sungai, sentra tenun ikat Bandar Kidul berada
di barat sungai, sekitar 1 kilometer kalau diukur jaraknya.
Ada sekitar 12 tempat usaha tenun di Bandar Kidul yang
menghasilkan berbagai jenis kain antara lain sarung goyor, kain tenun sutra
ataupun semi sutra, syal atau selendang, juga ada yang sudah dalam bentuk
produk jadi seperti baju, seragam atau kebaya.
Berbagai motif kreasi pengrajin lokal menjadi ciri tenun
ikat Bandar Kidul. Kebanyakan mengandalkan motif bunga dengan pewarnaan yang
berani atau menampilkan warna-warna terang. Motif khas Kediri tersebut oleh
pengrajin juga disebut motif ceplok atau lung.